Ketahui Ciri-ciri Gaya Hidup Konsumtif dan Tips Menghindarinya

Di zaman yang serba canggih ini, beli apa-apa jadi lebih mudah. Perlu handphone baru? Gak usah ke toko, cukup di marketplace. Beli baju baru? marketplace lagi. Kemudahan dalam berbelanja ini memang menyenangkan. Tapi kalau nggak hati-hati, kamu bisa terjebak gaya hidup konsumtif.

Gaya hidup konsumtif adalah ketika kamu membeli barang atau jasa yang sebenernya nggak perlu-perlu amat, cuma ingin beli aja. Misalnya, membeli high-heels baru hanya karena kelihatan cantik, padahal sepatu di rumah udah 20 pasang lebih. 

Perilaku konsumtif seperti ini bisa melukai tujuan keuangan kamu kedepannya. Misalnya, karena gaya hidup ini, kamu jadi hidup paycheck-to-paycheck, alias dari gaji ke gaji. Oleh karena itu, kamu wajib menghindari gaya hidup ini. 

Gimana sih caranya? Yuk simak artikel berikut ini:

Ciri-ciri Gaya Hidup Konsumtif

Kalau kamu ingin menghindari gaya hidup konsumtif, kamu harus tahu ciri-cirinya dulu berikut ini:

1. Beli barang tanpa direncanakan

Pernah nggak kamu lihat sepatu cantik di mall, terus bilang, “Eh, cantik deh. Beli ini yuk?” Padahal, sepatu di rumah sudah 1 lemari penuh? Nah, kebiasaan seperti ini yang disebut dengan impulsive buying atau membeli barang dengan tanpa perencanaan matang. 

Impulsive buying ini adalah salah satu ciri utama perilaku konsumtif di masa modern ini. Kurangi kebiasaan membeli tanpa perencanaan seperti ini supaya kamu tidak boros. 

2. Penggunaan fasilitas kredit yang berlebihan

Fasilitas kredit saat ini tuh ada banyak macam, mulai dari kartu kredit, pinjaman online, sampai paylater. Fasilitas-fasilitas seperti ini pastinya akan membuat belanja jadi lebih mudah dan cepat, sehingga nggak heran kalau bisa menumbuhkan perilaku konsumtif. 

Belanja menggunakan fasilitas-fasilitas kredit tersebut sih sah-sah aja. Asalkan dikelola dengan baik. Agar tidak terjebak dalam gaya hidup ini, pastikan semua utang kamu, termasuk di fasilitas pinjaman ini, tidak lebih dari 30% dari pendapatan bulanan ya. 

3. Banyak barang nggak berguna numpuk di gudang

Salah satu ciri perilaku konsumtif adalah banyaknya barang nggak berguna yang numpuk di lemari atau gudang. Hal ini karena orang-orang dengan perilaku seperti ini cenderung mudah bosan dengan barang yang dimiliki. Akibatnya, dia akan membeli barang baru dan membuang barang lama ke gudang, padahal barang lama tersebut bisa jadi masih layak pakai. 

Tips Menghindari Gaya Hidup Konsumtif

1. Buat anggaran keuangan

Cara mengatasi gaya hidup konsumtif yang pertama dan paling utama adalah dengan membuat anggaran keuangan. Kamu bisa membuat anggaran ini secara rutin per bulan atau ketika menjelang event tertentu, seperti belanja bulanan, liburan atau hangout bareng temen-temen dan pacar. 

Dalam anggaran keuangan ini, catatlah nominal pendapatan kamu dan alokasi pengeluaran yang kamu butuhkan saat itu. Contohnya dalam anggaran keuangan belanja bulanan, kamu bisa mencatat target nominal belanja maksimum. Lalu dibawahnya, kamu bisa mencatat barang-barang apa saja yang perlu dibeli dan perkiraan harganya. 

2. Gunakan barang lama selagi masih layak

Kamu masih punya sepatu layak pakai? Jangan dibuang dulu! Kamu bisa membersihkan dan memperbaikinya (jika perlu), untuk dipakai kembali. Selain meminimalisir perilaku konsumtif, penggunaan barang lama layak pakai ini juga meminimalisir sampah lingkungan. Kurang-kurangi membeli barang baru jika masih ada barang lama dengan spesifikasi yang sama dan masih layak pakai. 

3. Batasi utang maksimal 30%

Cara mengatasi gaya hidup konsumtif yang ketiga adalah membatasi utang maksimal 30% dari pendapatan. Misalnya, gaji kamu per bulan adalah sebesar Rp3.000.000, maka total semua utang kamu, termasuk cicilan motor, utang paylater dan kartu kredit, tidak lebih dari Rp900.000. 

Nggak hanya meminimalisir perilaku konsumtif, hal ini juga untuk memastikan kalau kamu sanggup membayar semua utang dan tagihan yang kamu miliki dengan mudah. 

4. Track seluruh pengeluaran

Nggak cuma punya anggarannya doang, kamu juga perlu memiliki rekam jejak seluruh pengeluaran bulanan. Tujuannya adalah supaya kamu bisa mengevaluasi kesesuaian pengeluaran tersebut dengan anggaran yang telah dibuat sebelumnya. 

Nggak cuma itu, memiliki rekam jejak pengeluaran juga akan membuat kamu lebih aware jika ada pengeluaran yang tidak seharusnya. Jadi, pengeluaran tersebut bisa direm sebelum terlambat.

Kini, rekam jejak pengeluaran tidak hanya bisa dicatat dan dicek di Excel atau aplikasi spreadsheet serupa. Kamu juga bisa menggunakan aplikasi Honest. Di aplikasi ini, pengguna bisa melihat rekam jejak seluruh pengeluaran yang mereka lakukan dengan kartu kredit Honest secara otomatis. Jadi, kamu tidak perlu mencatatnya satu per satu. 

Dengan aplikasi ini, kamu bisa langsung rem pengeluaran, jika total belanja kartu kredit kamu hampir menyentuh 30% pendapatan. Dengan kartu kredit Honest, kamu juga bisa mendapatkan promo yang berlaku untuk pengguna Mastercard. Jika kamu membayar tagihan lunas dan tepat waktu, kamu juga akan dikenakan bunga cicilan 0% dan biaya kartu kredit Rp0.

Di zaman sekarang, perilaku konsumtif memang menjadi tren. Tapi ingat, kalau kamu tidak ingin hidup dari paycheck to paycheck dan masih memiliki tujuan keuangan di masa depan, kurang-kurangi gaya hidup ini sebaik mungkin.

Farichatul Chusna
August 27, 2024
Tunggu apa lagi?

Dapatkan Honest Card kamu sekarang

Ajukan